Pembayaran melalui Bank berikut :
Norek : 183-0654-069
An. Yandi Susandi
An. Yandi Susandi
Norek : -
An. -
An. -
Norek : -
An. -
An. -
Norek : 123-45678-910
An. Yandi Susandi
An. Yandi Susandi
Semua Produk
-
▼
2014
(16)
-
▼
November
(14)
- Berlian
- Wiro Sableng #143 : Perjanjian Dengan Roh
- Kepentingan
- Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan
- Yang Paling Kau Sayangi
- Sepeda Kenangan Dari Ayah
- Waktuku Tak Menunggu Harapanku, Ibu.. Ayah
- IT TAKES CONFIDENCE
- Mundur Terus Pantang Maju
- KISAH BATU PUALAM
- Berdoalah!
- PENCURI KUE
- TEORI DAN PRAKTEK
- KNALPOT HOGO PREDATOR 2 SOUND BEAT
-
▼
November
(14)
Lacak Kiriman Barang
yans motor. Diberdayakan oleh Blogger.
WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : PERJANJIAN DENGAN ROH
DALAM kegelapan dan dinginnya udara malam, Djaka Tua tambatkan kudanya di batang pohon kelapa. Debur ombak serta deru tiupan angin laut selatan terdengar sambung-menyambung tak berkeputusan. Lelaki berusia lebih setengah abad ini memandang dulu ke arah laut luas sebelum melangkah menuju gundukan batu membentuk bukit terjal setinggi sepuluh tombak dan panjang hampir tigaratus kaki di samping kirinya. Walau sebelumnya cuma satu kali datang ke tempat itu namun Djaka Tua masih ingat jalan yang harus diambil. Di malam gelap tidak mudah menyusuri lamping bukit batu terjal serta licin terkikis angin mengandung garam. Sesekali dia dikejutkan oleh suara kepak sayap kelelawar yang terbang rendah.
Djaka Tua adalah pembantu di rumah seorang pejabat tinggi yang diam di pinggiran Kotaraja. Nama sebenarnya Akik Sukro namun karena sampai usia limapuluh tahun lebih dia belum beristri, teman-teman memanggilnya Djaka Tua. Tidak kawinnya Akik Sukro mungkin karena cacat yang dideritanya sejak kecil yaitu dia memiliki sebuah punuk di belakang leher sehingga tidak ada perempuan yang suka padanya walau sehari-hari dia adalah seorang lelaki baik budi pekerti dan tutur bicaranya.
Langkah Djaka Tua terhenti ketika hidungnya mencium bau kemenyan. Ada rasa merinding namun juga rasa lega karena bau kemen
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #143 : Perjanjian Dengan Roh Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : PERJANJIAN DENGAN ROH
DALAM kegelapan dan dinginnya udara malam, Djaka Tua tambatkan kudanya di batang pohon kelapa. Debur ombak serta deru tiupan angin laut selatan terdengar sambung-menyambung tak berkeputusan. Lelaki berusia lebih setengah abad ini memandang dulu ke arah laut luas sebelum melangkah menuju gundukan batu membentuk bukit terjal setinggi sepuluh tombak dan panjang hampir tigaratus kaki di samping kirinya. Walau sebelumnya cuma satu kali datang ke tempat itu namun Djaka Tua masih ingat jalan yang harus diambil. Di malam gelap tidak mudah menyusuri lamping bukit batu terjal serta licin terkikis angin mengandung garam. Sesekali dia dikejutkan oleh suara kepak sayap kelelawar yang terbang rendah.
Djaka Tua adalah pembantu di rumah seorang pejabat tinggi yang diam di pinggiran Kotaraja. Nama sebenarnya Akik Sukro namun karena sampai usia limapuluh tahun lebih dia belum beristri, teman-teman memanggilnya Djaka Tua. Tidak kawinnya Akik Sukro mungkin karena cacat yang dideritanya sejak kecil yaitu dia memiliki sebuah punuk di belakang leher sehingga tidak ada perempuan yang suka padanya walau sehari-hari dia adalah seorang lelaki baik budi pekerti dan tutur bicaranya.
Langkah Djaka Tua terhenti ketika hidungnya mencium bau kemenyan. Ada rasa merinding namun juga rasa lega karena bau kemen
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #143 : Perjanjian Dengan Roh Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cari Produk
Popular Products
-
Gambar Produk Kode Barang 8997007859804 Harga Rp 600,000.00 Keterangan Stok Barang Gamba...
-
ALAT REVOLUSIONER UNTUK MOTOR DAN MOBIL ANDA “SAATNYA ANDA MERASAKAN KECEPATAN DAN AKSELERASI SEBENARNYA DARI MOTOR DAN MOBIL ANDA...
-
Lukisan ini keren. Pelukisnya memang piawai dalam menata artistik sehingga menjadi karya yang hebat. Tempelan berupa kertas, kain dan kayu i...
0 komentar:
Posting Komentar